Hakikat Rezeki
Apakah rejeki itu? Secara umum, kita selalu mengartikannya sebagai penghasilan yang berupa harta atau sederhananya ‘uang’. Padahal, kata rejeki yang diambil dari Bahasa Arab “rizqun’ memiliki pengertian sebagai segala sesuatu yang dapat memberi manfaat atau kegunaan.
![]() |
sumber:www.freepik.com |
Dengan demikian, maka rejeki tidak hanya berupa harta kekayaan. Tetapi segala yang ada dan dimiliki oleh manusia yang bisa memberi manfaat, misalnya: waktu, ilmu, kesehatan, ketrampilan, keluarga, tetangga, masyarakat, kemerdekaan, ketentraman dan sebagainya.
Seorang ulama besar asal Mesir, Syekh Al Mutawalli As-Sya'rawi menyatakan bahwa tingkatan rezeki ada 4, yaitu:
المَالُ هُوَ أَدْنَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ
1. Harta (Maal), adalah rejeki yang paling rendah
و العَافِيَةُ أَعْلَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ
2. Afiyah (sehat lahir batin), adalah rejeki yang paling tinggi
و صَلَاحُ الأَبْنَاءِ أَفْضَلُ أنْوَاعِ الرِّزْقِ
3. Anak-anak yang salih (shalihu abna) adalah rejeki yang paling utama
و رِضَا رَبِّ العَالَمِينَ فَهُوَ تَمَامُ الرِّزْقِ
4. Mendapat ridha Allah (ridha rabbul 'alamin) adalah rejeki yang paling sempurna.
sumber: A. Alfian Muzakki
Komentar
Posting Komentar